Senin, 19 Maret 2012

Jangan kuliah kalau ngak sukses


“Jangan kuliah kalau ngak sukses”

       Terkadang susah mengungkapkan masalah.
“Memang pola pendidikan di sekolah-sekolah kita patut sangat disayangkan. Terbukti guru/dosen mengalami sendiri bagaimana susahnya mengajak murid/ mahasiswa untuk sampai kepada nalar yang kita inginkan. Masa’ iya sudah kuliah masih terpikir nyontek, sampai ke skripsi atau ulangan, inginnya plagiat!”

     Begitulah, ketika apa yang cuma aksesoris dianggap sebagai tujuan. Ketika gelar yang sebenarnya hanya cap untuk mengenali seberapa tingkat pendidikan seseorang justru dijadikan sebagai tujuan pendidikan. Walhasil kita sebagai bangsa dan ummat tak akan berhasil mencetak manusia berpendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Tapi yang kita cetak hanyalah sejumlah manusia bergelar yang belum tentu punya nalar.

     Di lapangan, berderet-deret antrian sarjana pencari kerja, sementara yang dicari oleh penyedia lapangan kerja adalah manusia-manusia kreatif yang mampu mengangkat performa perusahaan di tengah kemelut susahnya ekonomi. Alasan penolakan perusahaan selalu sama “belum ada pengalaman kerja”. Artinya sarjana yang lulus belum dianggap lulus oleh pihak yang akan memakai jasa mereka.

     Pendidikan seharusnya mengacu kepada kesuksesan anak didik menjadi orang yang berguna.

Kata Nabi SAW: “Khoirukum, an fa’ul linnas”. Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat. Kualitas sebagai orang bermanfaat inilah yang seharusnya dijadikan tolok ukur keberhasilan, bukannya sederet angka dan rangking. Bahkan bagi ummat Islam sudah ada konsep-konsep yaitu pahala. Kebaikan dan manfaat dalam Islam dengan mudah dinilai dari pahala yang dijanjikan Allah SWT.
Now ACTION !!!!

Penulis : Nur Afifah Harahap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar