Selasa, 20 Maret 2012

sisa makanan kucing hukumnya suci


sisa makanan kucing hukumnya suci



Sisa makanan kucing hukumnya suci. Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk rumahnya. Lalu Ia menuangkan air untuk wadhu. Pada saat itu datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas Ia menuangkan air ke bejana sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, ”Perhatikanlah”. Abu Qatadah berktata,”Apakah kamu heran?”. Is menjawab,”Ya’. Lalu Abu Qatadah berkata bahwa Nabi pernah bersabda,”Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling dalam rumah (binantang rumahan),” (HR Al Tirmidzi, Al Nasa’i, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
 Diriwayatkan dari Ali bin Al Hasan, dari Anas yang menceritakan bahwa Nabi SAW pergi ke Bathan suatu daerah di Madinah. Lalu Beliau berkata,”Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana”. Lalu Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun seekeor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi ditanya mengenai hal tersebut dan Beliau menjawab,”Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”

 Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA, yang mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang kucing, ”Ia tidak najis. Ia binatang yang sering keliling diantara kalian.” Hadis ini diriwayatkan oleh Malik, Ahmad dan imam hadis lain. Oleh karena itu kucing adalah binatang yang badan, keringat, bekas dan sisa makananntya suci (Lih. Ibnu Taimiiyah , Syarh Jawami’ al Akhbar, dengan komentar dari Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barrak.)
 Aisyah pernah melihat nabi berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR. Al Baihaqi, Abd Razzaq, dan Daruquthni)

 Sisi kemukjizatan.
 Dari hasil penelitian kedokteran dan percobaab yang telah dilakukan di laboratorium khusus hewan , ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan.Bahkan ia lebih bersih dari manusia. Allah SWT membekali kucibng dengan otot yang melindungi kulitnya dari kuman.

 Dari hadist-hadist tersebut jelaslah bahwa ketika nabi mengatakan bahwa kucing itu suci, kemudian wudhu dengannya, nabi menunjukan kepada kita tentang sucinya kucing. SUBHANALLAH, bagaimana mungkin nabi mengetahui bahwa kucing tidak najis tnanpa melakukan penelitian ilmiah.???
 Semua itu tidak akan terjadi jikka ia bukan seorang utusan Allah yang tidak pernah berbicara menggunakan nafsu. Mahabenar Allah ketika berfirman

 ”Tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan (kepadanya)”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar