Selasa, 20 Maret 2012

Puisi "Penyesalan"


Penyesalan


Mengalun desiran ombak yang turut memandang
Menaikkan lalu menurunkan asa yang bergelombang
Aliran arus mengajakku terus berjalan
Walau lelah aku paksakan untuk tegar dalam perihnya cobaan

                                                Aku genggam butiran pasir yang hitam
Di atas, langit setia memandang
Terang cahaya menyilaukan mata yang telanjang
Kuraih karang pengukur mata terpejam

 Aku hanyalah sebutir debu di jalanan
Terbang dan jatuh di dahan dan dedaunan
 Aku hanyalah sebutir pasir di tepian pantai
Diam dan berlari di sapu sang angin teratai

Kuketuk-ketuk hati yang cacat
Memohon sadarkan dari kesendirian
Garis hitam menghalangiku berjalan
Meminta bukti dari ikatan yang tersayat

Merapuh harapan
bunga tak lagi mekar
Tersisakan hanyalah penyesalan
sebuah arahan terlupakan

                                     Aku kecil diantara kalian
 Diantara misteri hidup yang tak terpecahkan
Aku lemah, angkuhku tak pernah pantas dan tak berdaya
sombongku tak kan bermakna.

Kali ini, waktu terasa terhenti
Aku kembali
meminta sebuah kesempatan
Mencari sebongkah asa dalam pengharapan

Aku tidak ingin melihat ku seorang diri
Walau aku tak mampu mencintai diriku
Aku yakin dengan setetes harapan ku
Aku mampu menegarkan diri ini.





By : Nur Afifah Harahap
(mengarang bebas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar